Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2021

Jiwa Juang Kami

Jiwa juang kami berbeda dengan kamu, Cara juang kami juga berbeda dengan jamanmu.   Hambatan perjuangan kami berbeda dengan hambatan juangmu,  Cerita juang kami-pun berbeda pula dengan ceritamu.   Kami bukannya tidak melaksanakan jas merah, bukan. Kami bangga menjadi pasukan jas merah.   Karena perjuanganmu-lah Indonesia ini ada. Karena perjuanganmu-lah, Nusantara ini merdeka.   Tapi jaman sudah berubah.   Tidak model-nya lagi berperang dengan parang. Tidak model-nya lagi berperang dengan lawan.   Kita memasuki jaman kompetisi tanpa henti, Jaman kompetisi tanpa permisi,  melibas siapapun yang tak siap diri.   Maka persiapkanlah diri dengan teliti,  lihat betul kebutuhan zaman ini, Pelajari betul pola dunia,  agar kau tidak hilang ditelan masa.   "Berhati-hatilah", kakek-ku berkata.   "Kamu harus pandai bersaing. Siapkan asa, siapkan cita,  siapkan doa dan siapkan cinta.   Niscaya kamu akan berhasil melewatinya."  A

Sesuatu untuk bulan

"Aku punya sesuatu untuk bulan." seorang anak berkata. "Apa itu?" bulan-pun bertanya, penasaran dengan apa yang akan anak itu katakan. "Harapan." anak itu menjawab, "harapan, doa, cita-cita." "Apakah ketiga hal itu penting bagimu?" "Ya." "Apakah kamu mau bekerja keras untuk mencapainya?" "Ya." "Bagus, tetaplah semangat ya. Aku tau kamu pasti bisa." bulan berkata. "Terimakasih, bulan. Terimakasih sudah percaya padaku." anak itu menjawab.   Ananda Khaira Azizah, Pekanbaru, 2 Februari 2021. 6am.  (photo courtesy of google.com)

Kembali Terbang

Kursi itu kini kosong tanpa penumpang Tiada lagi banyak orang berlalu-lalang Tidak terdengar lagi tawa anak-anak yang riang Karena bandara dulu bukan lagi yang sekarang   Memakai masker merupakan kewajiban Jaga jarak juga harus dengan aman Tiada lagi peluk pertemanan Cukup hati saja yang saling mendoakan   Cepatlah pergi, cepatlah hilang Agar kami bisa cepat kembali terbang.   Ananda Khaira Azizah, Jakarta, 29 Januari 2021. 2pm.  (photo courtesy of google.com)    

Sepatu yang rusak itu

  Sepatu yang rusak itu, Tanda kau sudah berjuang semampu-mu.   Bekerja siang malam hingga waktu yang tak menentu, Peluh demi peluh membanjiri bajumu, Bekerja sangat keras demi keluarga tercintamu. Demi keluarga kecilmu.   Terimakasih atas kerja kerasmu Ayah, terimakasih atas kerja kerasmu Ibu.   Sepatu yang rusak itu,  Tanda kau sudah berjuang semampu-mu.   Ketahuilah bahwa kami sangat sayang padamu.     Ananda Khaira Azizah, Bandung, 26 Januari 2021. 6pm.  (photo courtesy of google.com)

Di tengah macet ibukota

Paras sopir taxi itu pucat pasi Ketika tahu nyawa penumpangnya semakin pergi   Ia melihat wajah penumpang itu semakin sendu Dada yang semakin sesak tidak menentu Wajah pendamping yang semakin pilu Ketika perlahan tangan dan kaki penumpang itu berubah menjadi biru    Detik memanjang menjadi menit yang sangat menyiksa Dan pada menit ke-10 ia menghembuskan nafas terakhirnya Di tengah macet ibukota   Ananda Khaira Azizah Pekanbaru, 21 Januari 2021. 6pm.